Kamis, 16 Mei 2019

Politala 2B|Algoritma dan Pemrograman 2



 GRAPH DAN TREE
-----------------------------

1. TEORI GRAF

 Graf merupakan gabungan dari himpunan simpul dan sisi yang dapat direpresentasikan dengan gambar simpul yang dapat berupa titik dan dihubungkan oleh sisi berupa garis. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah graf dapat terbentuk dari himpunan simpul yang tidak boleh kosong dan himpunan sisi yang boleh kosong.
Pada umumnya, graf digambarkan kumpulan simpul dihubungkan oleh sisi yang merupakan suatu hubungan tertentu antar simpul yang satu dan simpul yang lainnya.
Secara matemeatis, graf dapat didefinisikan sebagai berikut.
Graf G = (V, E), yang dalam hal ini:
V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul
(vertices)
= { v1 , v2 , ... , vn }
E = himpunan sisi (edges) yang menghubungkan sepasang simpul
= {e1 , e2 , ... , en }
Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda pada suatu graf, maka graf digolongkan menjadi dua jenis:
      1.      Graf sederhana (simple graph).
Graf yang tidak mengandung gelang maupun sisi- ganda dinamakan graf sederhana. G1 pada Gambar 2 adalah contoh graf sederhana.
      2.      Graf tak-sederhana (unsimple-graph).
Graf yang mengandung sisi ganda atau gelang dinamakan graf tak-sederhana (unsimple graph).
G2 dan G3 pada Gambar 2 adalah contoh graf tak-sederhana.
Selain teori dasar graf di atas, terdapat terminologi- terminologi dasar lainnya yang berkaitan dengan graf. Terminologi ini sangat penting untuk memahami teori graf selanjutnya. Terminologi dasar tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
A.    Lintasan
Lintasan yang panjangnya n dari simpul awal v0 ke simpul tujuan vn adalah barisan berselang-seling simpul- simpul dan sisi-sisi yang berbentuk v0, e1, v1, e2, v2
,vn-1, en, vn sedemikian sehingga e1 = (v0, v1), e2 = (v1, v2),… , en = (vn-1, vn) adalah sisi-sisi dari graf G. (Munir, 2012).
Sebuah lintasan dikatakan lintasan sederhana jika semua simpulnya berbeda, yaitu setiap sisi yang dilalui hanya satu kali. Lintasan tertutup adalah lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama.

Sebaliknya, lintasan terbuka adalah lintasan yang berawal dan berakhir tidak pada simpul yang sama.
B.     Terhubung
Dua buah simpul u dan simpul v dikatakan terhubung bila terdapat lintasan antara simpul u dan simpul v. Secara formal, graf terhubung dapat didefinisikan sebagai berikut.
Graf tak-berarah G disebut graf terhubung jika untuk setiap pasang simpul u dan v di dalam himpunan V terdapat lintasan dari u ke v. Jika tidak, maka graf G disebut graf tidak terhubung. (Munir, 2012)
Graf yang hanya memiliki satu simpul saja, dikatakan graf terhubung karena graf pada simpul itu, terhubung dengan dirinya sendiri.
C.     Upagraf Merentang
Upagraf G1 = (V1, E1) dari G = (V, E) dikatakan upagraf merentang jika V1 = V dengan kata lain, G1 mengandung semua simpul G. (Munir, 2012)
Bila terdapat satu buah simpul (vx) dengan vx adalah simpul dari G tetapi vx bukan simpul dari G1, maka G1 bukanlah upagraf merentang dari G. Untuk lebih jelasnya, upagraf merentang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
D.    Graf Berbobot
Graf berbobot atau weighted graph adalah graf yang setiap sisinya diberikan sebuah nilai atau harga. Harga atau nilai pada sisi graf merupakan representasi dari masalah yang dimodelkan ke dalam graf. Nilai tersebut dapat merepresentasikan biaya perjalanan, waktu tempuh pesan, ongkos produksi, bahkan kompleksitas dari sebuah algoritma suatu program.
Graf berbobot merupakan istilah khusus dari graf label. Pada graf berbobot, nilai hanya bisa diberikan pada setiap sisi graf saja, namun pada graf label nilai bisa diberikan pula pada simpul graf. Misalnya pada graf yang memodelkan kota-kota, simpul diberi label nama-nama kota sedangkan sisi-sisi diberi label jarak antar kota.
Terminologi-terminologi dasar di atas sangat berguna untuk memahami teori-teori pohon. Karena pada dasarnya pohon merupakan graf juga. Selanjutnya akan dijelaskan tentang teori-teori pohon.
E.    Graf Berarah
Graf berarah adalah graf yang setiap sisinya memiliki orientasi arah. Graf berarah dikatakan terhubung jika graf tidak berarahnya terhubung. Dua simpul pada graf berarah disebut berhubung kuatapabila terdapat lintasan berarah dari simpul yang satu ke simpul yang lain dan sebaliknya. Apabila simpul hanya terhubung oleh satu sisi yang berarah maka disebut terhubung lemah.
Terminologi pada graf diantaranya berikut ini.
1. Ketetanggaan (Adjacent)
Dua buah simpul dikatakan bertetangga bila keduanya terhubung langsung.
2. Derajat (Degree)
Derajat suatu simpul adalah jumlah sisi yang bersisian dengan simpul tersebut. Notasi: d(v)
3. Lintasan (Path)
Lintasan yang panjangnya n dari simpul awal v0 ke simpul tujuan vn di dalam graf G ialah barisan berselang- seling simpul-simpul dan sisi-sisi yang berbentuk v0, e1, v1, e2, v2,... , vn –1, en, vn sedemikian sehingga e1 = (v0, v1), e2 = (v1, v2), ... , en = (vn-1, vn) adalah sisi-sisi dari graf G.
4. Siklus (Cycle) atau Sirkuit (Circuit)
Lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama disebut sirkuit atau siklus.
Salah satu aplikasi graf yaitu Pohon. Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit.

Contoh listing program
#include <iostream.h>
#include <conio.h>

int main(){
bool ketemu,nolsemua;
int matrix[10] [10];
int i,j,jumlah_simpul,jumlah_sisi,asal,tujuan;
//isnisialisasi matrix
cout<<"jumlah simpul:";
cin>>jumlah_simpul;
cout<<"jumlah_sisi:";
cin>>jumlah_sisi;
for (i=1;i<=jumlah_simpul;i++)
for (j=1;j<=jumlah_simpul;j++)
matrix[i][j]=0;
//isi matrix sesuai input graf
for (i=1;i<=jumlah_sisi;i++){
cout<<"simpul asal:";
cin>>asal;
cout<<"simpul tujuan:";
cin>>tujuan;
matrix[asal][tujuan]=1;
matrix[tujuan][asal]=1;
}
//telusuri graf
i=1;nolsemua=false;
while (i<=jumlah_simpul && !nolsemua){
j=1;ketemu=false;
while (j<=jumlah_simpul && !ketemu){
if (matrix[i][j]==1)
ketemu=true;
else
j++;
}
if (!ketemu)
nolsemua=true;
else
i++;
}

if(nolsemua)
cout<<"graf tidak terhubung";
else
cout<<"graf terhubung";
getch();

}

2. TEORI POHON

Struktur Tree terdiri dari node bertingkat yang mempunyai peran sesuai tingkatan masing-masing. Tingkatan itu adalah: Parent (orang tua), Child (anak). Dalam program Tree C++, dikenal beberapa istilah umum berikut ini:
1.      Predecessor: Node yang berada diatas Successor atau sebuah node tertentu (Parent).
2.      Successor: Node yang berada dibawah Predecessor atau node tertentu (Child).
3.      Parent: Predecessor diatas sebuah node atau diatas Successor.
4.      Child: Successor dibawah sebuah node atau dibawah Predecessor.
5.      Root (Akar): Node tanpa Predecessor yang berada paling ujung atas.
6.      Leaf (Daun): Node tanpa Successor yang berada paling ujung bawah. 
7.        Sibling (Saudara Kandung): Node-node yang mempunyai Parent yang sama.

Sementara itu, pengurutan data menggunakan metode Tree C++, memiliki beberapa istilah/cara yang berbeda. Yaitu:
1.      PreOrder : Cetak node - Kunjungi node kiri - Kunjungi node kanan.
2.      InOrder : Kunjungi node kiri - Cetak node - Kunjungi node kanan.
3.      PostOrder : Kunjungi node kiri - Kunjungi node kanan - Cetak node.
Pohon adalah suatu graf yang tidak mengandung lintasan sederhana. Oleh karena itu, pohon tidak mengandung sisi ganda (multiple edge) maupun gelang (loop). Ada dua tipe pohon yaitu pohon tidak berakar dan pohon berakar.
 
        Pohon adalah suatu graf yang tidak mengandung lintasan sederhana. Oleh karena itu, pohon tidak mengandung sisi ganda (multiple edge) maupun gelang (loop). Ada dua
tipe pohon yaitu pohon tidak berakar dan pohon berakar
A.    Pohon Merentang
Pohon merentang adalah pohon T yang semua simpulnya sama dengan semua simpul pada graf G, dan sisi pada pohon T merupakan anggota himpunan sisi pada graf G. Dengan kata lain, jika upagraf dari graf terhubung berbentuk pohon, maka upagraf merentang tersebut dinamakan pohon merentang.
Pohon merentang minimum adalah pohon merentang dari graf G yang bernilai paling minimum. Pohon merentang minimum merupakan bagian terpenting dari makalah ini karena digunakan untuk menentukan jalur trem yang paling efektif dan paling murah.
Untuk mencari pohon merentang minimum, dapat dilakukan dengan menggunakan dua algoritma, yaitu algoritma Prim dan algortima Kruskal.

B.    Algoritma Prim
Algoritma Prim (Munir, 2013)
1.      Ambil sisi dari graf G yang berbobot minimum, masukkan ke dalam T.
2.       Pilih sisi e yang mempunyai bobot minimum dan bersisian dengan simpul di T, tetapi e tidak membentuk sirkuit di T. Masukkan e ke dalam T.
3.      Ulangi 2 sebanyak n – 2 kali.
B.     Algoritma Kruskal
1.      T masih kosong.
2.      Pilih sisi e dengan bobot yang minimum yang tidak membentuk sirkuit di T. Masukkan e ke dalam T.
3.      Ulangi langkah 2 sebanyak n – 2.


Contoh program Kruskal:
/header file
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <stdlib.h>

//pendeklarasian struct sebuah tree awal
struct Node{
      int data;
      Node *kiri;
      Node *kanan;
};

//fungsi untuk menambahkan node baru
void tambah(Node **root, int databaru)
{
      //jika root masih kosong
      if((*root) == NULL)
      {
            //pembuatan node baru
            Node *baru;
            //pengalokasian memori dari node yang telah dibuat
            baru = new Node;
            //inisialisasi awal node yang baru dibuat
            baru->data = databaru;
            baru->kiri = NULL;
            baru->kanan = NULL;
            (*root) = baru;
            (*root)->kiri = NULL;
            (*root)->kanan = NULL;
            printf("Data bertambah!");
      }
     //jika data yang akan dimasukkan lebih kecil daripada elemen root, maka akan diletakkan di node sebelah kiri.
      else if(databaru<(*root)->data)
            tambah(&(*root)->kiri, databaru);
     //jika data yang akan dimasukkan lebih besar daripada elemen root, maka akan diletakkan di node sebelah kanan
      else if(databaru>(*root)->data)
            tambah(&(*root)->kanan, databaru);
     //jika saat dicek data yang akan dimasukkan memiliki nilai yang sama dengan data pada root
      else if(databaru == (*root)->data)
            printf("Data sudah ada!");
}

//fungsi yang digunakan untuk mencetak tree secara preOrder
void preOrder(Node *root)
{
      if(root != NULL){
            printf("%d ", root->data);
            preOrder(root->kiri);
            preOrder(root->kanan);
      }
}

//fungsi yang digunakan untuk mencetak tree secara inOrder
void inOrder(Node *root)
{
      if(root != NULL){
            inOrder(root->kiri);
            printf("%d ", root->data);
            inOrder(root->kanan);
      }
}

//fungsi yang digunakan untuk mencetak tree secara postOrder
void postOrder(Node *root)
{
      if(root != NULL){
            postOrder(root->kiri);
            postOrder(root->kanan);
            printf("%d ", root->data);
      }
}

//fungsi utama
int main()
{
      //deklarasikan variabel
      int pil, data;// c;
      Node *pohon; //*t;
      pohon = NULL; //inisialisasi node pohon
      //perulangan do-while
      do
      {
            system("cls"); //bersihkan layar
            printf("\t#PROGRAM TREE C++#");
            printf("\n\t==================");
            printf("\nMENU");
            printf("\n----\n");
            printf("1. Tambah\n");
            printf("2. Lihat pre-order\n");
            printf("3. Lihat in-order\n");
            printf("4. Lihat post-order\n");
            printf("5. Exit\n");
            printf("Pilihan : ");
            scanf("%d", &pil);
            switch(pil)
            {
            //jika pil bernilai 1
            case 1 :
                  printf("\nINPUT : ");
                  printf("\n-------");
                  printf("\nData baru : ");
                  scanf("%d", &data);
                  //panggil fungsi untuk menambah node yang berisi data pada tree
                  tambah(&pohon, data);
                  break;
                 
            //jika pil bernilai 2
            case 2 :
                  printf("\nOUTPUT PRE ORDER : ");
                  printf("\n------------------\n");
                  if(pohon!=NULL)
                       //panggil fungsi untuk mencetak data secara preOrder
                        preOrder(pohon);
                  else
                        printf("Masih kosong!");
                  break;
                 
            //jika pil bernilai 3
            case 3 :
                  printf("\nOUTPUT IN ORDER : ");
                  printf("\n------------------\n");
                  if(pohon!=NULL)
                       //panggil fungsi untuk mencetak data secara inOrder
                        inOrder(pohon);
                  else
                        printf("Masih kosong!");
                  break;
           
            //jika pil bernilai 4
            case 4 :
                  printf("\nOUTPUT POST ORDER : ");
                  printf("\n------------------\n");
                  if(pohon!=NULL)
                       //panggil fungsi untuk mencetak data secara postOrder
                        postOrder(pohon);
                  else
                        printf("Masih kosong!");
                  break;
            }
            _getch();
      }while(pil != 5); //akan diulang jika input tidak samadengan 5
      return EXIT_FAILURE;
}

TB Keamanan Jaringan

SQL INJECTION A.   Pengertian SQL injection atau biasa yang dikenal dengan sebutan SQLi adalah suatu teknik penyerangan web dengan m...